Loading...
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Jumat, 27 Maret 2009

Kenapa Tifus bisa kambuh?

Seminggu yang lalu saya sakit dan oleh dokter saya dinyatakan terkena Tifus. Memang setahun yang lalu, saya pernah menderita penyakit yang sama dan harus menginap di Rumah Sakit selama beberapa hari. Saya menyangka penyakit tersebut tidak akan kambuh lagi. Ternyata tidak demikian. Oleh karena itu maka saya mencari tahu mengenai penyakit Tifus tersebut.

Menurut beberapa literatur yang saya baca, Tifus atau yang oleh orang bule disebut Typhoid fever (demam typhoid) merupakan penyakit pada saluran pencernaan, biasanya lebih sering diderita anak-anak dan pada beberapa kasus menyerang orang dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar Typhi. Organisme ini adalah bakteri berbentuk basil pendek, Gram-negatif yang bergerak dengan flagela peritrichous (diseluruh permukaan). Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu 37oC/ 99oF – suhu tubuh manusia. Bakteri ini tersebar luas, ditransmisikan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses orang yang telah terinfeksi.

Gambar Koloni S. enterica Typhimurium

Bakteri tersebut akan melubangi dan masuk ke dinding usus dan oleh makrophages akan diphagosit. Salmonella Thyphi kemudian akan mengubah strukturnya menjadi tahan terhadap pengrusakan dan hal ini membuat mereka tetap bertahan terhadap makrophage. Hal ini memungkinkan mereka tahan terhadap polymorphonuclear leukocytes (PMN), dan respon imun. Organisme ini kemudian menyebar melalui limfa ketika berada di dalam macrophages. Ini memberi mereka akses ke sistem retikuliendothelial (RES) yang merupakan bagian dari sistem imun dan kemudian ke organ yang berbeda di seluruh tubuh. Kemampuan unik dari organisme (maksudnya Salmonella Thyphi) inilah yang menyebabkan orang yang pernah menderita Tifus seperti saya, suatu saat penyakit ini akan kembali muncul. Penyakit ini akan kambuh kembali apabila daya tahan tubuh si penderita tidak optimal, seperti pada kondisi kelelahan, kurang tidur, asupan makanan tidak teratur dan sembarangan, dan lain-lain. Gejala-gejala yang kerap terjadi antara lain seperti nyeri pada perut, mual, muntah, demam tinggi hingga 40oC, sakit kepala dan diare yang kadang-kadang bercampur darah.


Sumber Utama:

WHO. 2009. Thypoid fever. http://www.who.int/topics/typhoid_fever/en/

Wikipedia. 2009. Thypoid fever. http://en.wikipedia.org/wiki/Typhoid
read more “Kenapa Tifus bisa kambuh?”
Rabu, 25 Februari 2009

Kenapa Lubang Ozon ada di Antartika?

Apa itu Lubang Ozon?



Fenomena yang kita sebut lubang ozon ditemukan pertama kali pada tahun 1980-an. lubang ozon bukan merupakan 'lubang' dalam arti sebenarnya tetapi lebih mengacu pada menipisnya ozon dari angka normal. Lubang ozon didefinisikan oleh komunitas ilmuan sebagai: jika jumlah kolom ozon di atmosfer berada di bawah 220 Dobson units. lubang ozon sekarang muncul setiap tahun di Antartika pada bulan September, yang mana pada kutub selatan merupakan musim semi. selama waktu ini, level ozon disebagian besar Antartika berkurang sekitar 60% dari jumlah biasanya.

Dobson Unit: merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan ozon. dapat divisualisasikan sebagai sebuah tabung yang direntangkan ke stratosfer, menangkap ozon (dan gas lainnya) pada perjalanannya. jika semua ozon dalam tabung tersebut dimampatkan ke bawah pada sebuah temperatur dan tekanan standar, maka akan terbentuk sebuah cerobong dengan tinggi x milimeter. angka (x) dikalikan 100 yang merupakan angka dari Unit Dobson.
Gambar Lapisan Ozon ...

September 18, 1979

September 21, 1989

September 10, 2000


Bahan-bahan kimia seperti Klorin dan Bromin menyebabkan lubang ozon, akan tetapi temperatur juga merupakan faktor kunci hilangnya ozon. CFCs dan halon merupakan senyawa yang mempunyai waktu tinggal lama dan tetap berada di atmosfer dalam konsentrasi tinggi.

Setelah menentukan penyebab dari masalah lubang ozon, timbul pertanyaan---jika CFCs dilepaskan oleh sebagian besar negara industri seperti Amerika Serikat dan Jepang, lalu mengapa lubang ozon terbentuk di Antartika? Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada dua alasan.

Pertama, ketika sesuatu (seperti sebuah molekul CFC) dilepaskan ke udara, dia tidak tetap tinggal pada atmosfer di wilayah sumbernya. Karena CFCs memiliki waktu-tinggal beberapa dekade, maka CFC tetap tinggal cukup lama untuk melakukan perjalannya ke stratosfer. kunci dari waktu hidup yangpanjang dari CFC adalah karena mereka tidak reaktif. mereka tidak bereaksi dengan substansi lainnya di troposfer, dan hanya terpisah di stratosfer ketika mereka terekspose pada radiasi ultraviolet energi-tinggi--sebuah proses yang dapat memakan waktu beberapa tahun. oleh karena angin di troposfer dan stratosfer memilki waktu yang cukup untuk mendistribusikan molekul CFC bumi.

Kedua, kondisi cuaca di Antartika memungkinkan terbentuknya awan yang disebut dengan polar stratospheric clouds (PSCs). Awan ini terbentuk hanya pada kondisi dingin, hal ini lah yang mnenyebabkan awan ini biasanya hanya terbentuk di Antartika (PSCs juga dapat ditemukan di Artik, tetapi karena cuacanya tidak selalu dingin, maka awannya tidak begitu sering ditemukan). Untuk memahami mengapa PSCs mengkontribusi penipisan ozon, informasi tambahan mengenai kimia di stratosfer diperlukan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika CFCs memasuki stratosfer, mereka terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang menyebabkan klorin (simbol kimianya adalah Cl) terlepas dari molekul CFC. Satu atom klorin memiliki kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000 molekul ozon (sebagai contoh melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2) sebelum atom klorin tersebut terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil (sering disebut dengan reservoir substances), seperti chlorine nitrate (ClONO2). Fakta ini memang sangat menarik dan mungkin dapat menjelaskan mengapa terjadi pengurangan ozon di bumi. Akan tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.

Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan awan yang dingin ini, reservoir substances sekali lagi bertransformasi menjadi bentuk klorin yang lebih aktif. Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan hydrochloride acid (HCl) untuk membentuk chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama periode gelap total di kutub sejumlah besar Cl2 dapat terakumulasi, tetapi hanya sedikit penurunan ozon yang teramati.
Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada akhirnya membentuk lubang ozon terjadi hanya ketika sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika setelah periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 -> 2 Cl). Sekarang destruksi ozon dapat dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2. Karena terdapat banyak sekali klorin dalam bentuk aktif pada akhir malam di kutub (September di Antartika) lubang ozon dapat meluas ke ukuran yang lebih besar dari pada wilayah Amerika Serikat. Pada Kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson unit sekarang telah secara frekuentif diobservasi pada akhir September dan awal Oktober.

Temperatur paling dingin di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan September. awan tipis terbentuk pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia pada partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon. pada awal oktober, temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan ozon mulai terbentuk kembali.

read more “Kenapa Lubang Ozon ada di Antartika?”

Pemulihan Lubang Ozon Akan Tertunda

Peneliti memprediksi bahwa mungkin diperlukan 15 tahun tambahan untuk menghilangnya efek CFC.


THE HOLE STORY Ozone hole over Antarctica (blue) in September is smaller than in previous years, but full recovery may take longer than expected



Lubang musiman dalam lapisan ozon di stratosfer yang muncul di atas Antartika mungkin memerlukan waktu yang lebih lama dari yang diprediksikan untuk pulih, hal ini diumumkan oleh para ilmuwan pada 6 Desember 2005 pada pertemuan American Geophysical Union di San Fransisco.

Berdasarkan kombinasi dari pengukuran ozon terbaru dan model komputer, mereka merevisi perkiraan standart dari pemulihan ozon Antartik dari 2050 menjadi 2065 yang 15 tahun lebih lama dari prediksi sebelumnya.

Produksi bahan-bahan kimia yang menyebabkan penipisan ozon telah dilarang sejak 1996, seperti yang telah disebutkan oleh Montreal protocol, dan emisi global dari chlorofluorocarbon menurun 60% antara tahun 1989 dan 1995.

Akan tetapi persediaan bahan-bahan kimia yang mengandung chlorofluorocarbons (CFCs) dan senyawa bromine masih ada dalam sumber-sumber seperti alat pemadam kebakaran, AC mobil, dan kulkas khususnya di negara berkembang yang belum memilki alternatif pengganti CFC.

Situasi makin sulit untuk menilai ozon di atas kutub Artik, memang terdapat bukti hilangnya ozon akan tetapi temperatur yang lebih panas menimbulkan angin yang sangat kuat yang redistribusikan ozon tersebut. Pemulihan ozon di Artik diharapkan akan dapat dilakukan lebih cepat, tetapi terdapat ketidakpastian yang sangat besar dalam hal ini.

Para peneliti NASA juga mengumumkan pada pertemuan tersebut bahwa pada tahun ini lubang ozon di atas Antartika 9,4 juta mil persegi, menurun dari lubang terbesar yang pernah dicatat yaitu 10,1 juta mil persegi pada tahun 1998, tetapi sedikit lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Chemical & Engineering News
ISSN 0009-2347
Copyright © 2009 American Chemical Society
http://pubs.acs.org/cen/news/83/i50/8350ozone.html

read more “Pemulihan Lubang Ozon Akan Tertunda”
Selasa, 24 Februari 2009

Biopestisida

Di negara Paman Sam “Amerika Serikat”, sebelum sebuah pestisida dipasarkan dan digunakan, Federal Insecticide, Fungicide, and Rodenticide Act (FIFRA) akan meminta EPA (Environmental Protection Agency) untuk mengevaluasi pestisida tersebut agar tidak menimbulkan resiko bagi manusia dan lingkungan. Hal ini juga berlaku bagi Biopestisida.

Biopestisida meliputi substansi yang hadir secara alami yang mengontrol hama (pestisida biokimia), mikroorganisme yang mengontrol hama (pestisida mikrobial), dan substansi pestisidal yang diproduksi oleh tanaman yang mengandung materi genetik tambahan (plant-incorporated protectants atau PIPs).

Biopesticide Registration Tools menyediakan link untuk sarana informasi yang berguna untuk membantu pengguna. The Fact Sheets sections menyediakan link informasi mengenai setiap bahan aktif dari biopestisida. The Product Lists section menyediakan beragam daftar dari produk biopestisida untuk membantu masyarakat dalam mengidentifikasi produk biopestisida yang sesuai dengan hama. PIPs section menyediakan informasi yang luas berkaitan dengan peraturan tanaman yang dimodifikasi secara genetis.

Untuk informasi lebih lengkap kunjungi: http://www.epa.gov/oppbppd1/biopesticides/
read more “Biopestisida”

HOT NEWS...

NASA membuat satelit yang diperuntukkan untuk memonitor kapan dan dimana karbon dioksida dilepaskan dan diabsorbsi. Satelit ini dinamakan Orbiting Carbon Observatory. Satelit ini relatif kecil dan murah, instrumen ini memerlukan waktu 3 tahun untuk mendesign dan membuatnya dan memakan biaya $100 milyar.


Orbiting Carbon Observatory (OCO) akan menjadi satelit pertama yang secara sistematik memonitor sumber karbondioksida dan carbon dioxide sinks.



OCO akan diluncurkan pada Selasa, 24 Februari 2009 pukul 1:51 AM (waktu setempat) di Vandenberg Air Force Base. Setelah peluncurannya, OCO akan membawa misi untuk mengumpulkan pengukuran secara global mengenai karbondioksida di atmosfer. Para peneliti akan menganalisa data dari OCO untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai proses alami dan aktivitas manusia yang mengatur kelimpahan dan distribusi dari gas rumah kaca yang penting ini. Meningkatnya pemahaman ini akan memungkinkan kita untuk dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat (kredibel) mengenai perubahan kelimpahan dan distribusi CO2 atmosfer di masa yang akan datang, dan efek dari perubahan tersebut mungkin dapat terjadi pada iklim bumi.

Bersambung....

read more “HOT NEWS...”
Jumat, 20 Februari 2009

Masalah Lingkungan Global



1.1. Pendahuluan

Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972.

Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.




1.2. Pemanasan Global

Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.



Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 – 4,5 0C sekitar tahun 2030.

Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.

Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut serta naiknya tinggi gelombang.

Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.

1.3. Hujan Asam

Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.



Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam.

Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau mati”. Selain itu, hujan asam juga mengancam komoditi pertanian serta menimbulkan kerusakan hutan.

1.4. Menipisnya Lapisan Ozon

Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi di seluruh dunia.

Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.

Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut.

Referensi:
Achmad, R. Kimia Lingkungan. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2004
Kristanto, P. Ekologi Industri. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2002
dan berbagai sumber lain yang disarikan

read more “Masalah Lingkungan Global”
Selasa, 10 Februari 2009

Ozon yang Jahat (The “Bad” Ozone)

Tahukah anda bahwa Ozon yang kita kenal sebagai senyawa baik yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet matahari, ternyata dapat membahayakan kita manusia.

Ozon merupakan suatu molekul yang terdiri dari 3 buah atom oksigen, sangat reaktif dan tidak stabil. ozon digunakan sebagai bahan pemutih, agen penghilang bau, dan agen sterilisasi bagi udara dan air minum. pada konsentrasi rendah pun ozon bersifat racun.

Ozon secara alami ditemukan pada lapisan stratosfer dalam konsentrasi sedikit. pada lapisan ini, ozon terbentuk ketika sinar ultraviolet dari matahari memecah molekul oksigen (O2) menjadi dua atom oksigen. jika sebuah atom oksigen tersebut berikatan dengan molekul oksigen maka akan terbentuk ozon kembali.


Ozone production from NOx pollutants: Oxygen atoms freed from nitrogen dioxide by the action of sunlight attack oxygen molecules to make ozone. Nitrogen oxide can combine with ozone to reform nitrogen dioxide, and the cycle repeats.

Ozon juga dapat ditemukan pada Troposfer, yang merupakan lapisan paling rendah di atmosfer atau lapisan yang paling dekat dengan permukaan bumi. Tropospheric Ozone inilah yang disebut dengan ozon jahat. Ozon tersebut berasal dari aktivitas manusia, sebagai hasil dari polusi udara dari mesin pembakaran internal dan pembangkit tenaga listrik. Emisi kendaraan bermotor dan industri melepaskan sejumlah senjawa gas nitrogen oksida (NOx) dan senyawa organik volatil (=mudah menguap) atau yang dikenal sebagai volatile organic compounds (VOC), yang juga merupakan hasil sampingan dari pembakaran bahan bakar dan batu bara. Pada siang hari dengan kondisi temperatur tinggi, NOx dan VOC tersebut kehilangan oksigennya dan oksigen-oksigen tersebut membentuk ozon. Ozon yang terlalu banyak pada lapisan troposfer manghasilkan peningkatan suhu di siang hari karena mereka memerangkap panas matahari, dan sebaliknya sangat dingin di malam hari.

Meskipun polusi ozon biasanya ditemukan pada area perkotaan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat pula di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan oleh perluasan penyebaran oleh angin atau dapat pula disebabkan oleh aktivitas ransportasi ke daerah pedesaan. Level signifikan dari polusi ozon dapat dideteksi pada area sejauh 402 Km dari zona industri (searah dengan arah angin).
read more “Ozon yang Jahat (The “Bad” Ozone)”
Loading...
Loading...